LAMONGAN, Panturapos.com – Dalam upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat di Dusun Ngangkrok Desa Medalem Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan, pemerintah desa (Pemdes) Medalem membangun Sanitasi berupa tembok penahan tanah (TPT) di Dusun Ngangkrok RT/RW. 003/002 dengan manfaat yang dapat kita ketahui pada papan informasi yakni untuk memberikan penerangan jalan.
Sedang untuk anggaran yang dipergunakan dalam mewujudkan pembanguna tersebut, Pemdes Medalem mengucurkan anggara dari Dana Desa (DD) tahun 2024 sebesar Rp.47.000.000,- yang akan menghasilkan pekerjaan TPT dengan volume: 100M x 0,20M X 0,70M. dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh Tim Pelasana kegiatan anggaran DD Desa Medalem.
Jika kita kembali mencermati dari maksud adanya pembangunan pekerjaan sanitasi ini dibuat, yakni agar dapat memberikan penerangan jalan yang diperuntukkan kepada warga masyarakat setempat khusunya dan seluruh warga pada umumnya.
Namun hal itu sangat tidak benar, karena bangunan sanitasi berupa TPT yang baru saja selesai dibangun kini kondisinya sudah mengalami kerusakan dan amat memprihatinkan, karena yang dapat tim media ketahui sudah mengalami retak dan ada yang patah.
Hal itu diduga kurangnya pengawasan dari pihak instansi terkait, sehingga diduga dapat membuka ruang untuk melakukan penyimpangan dengan melakukan pekerjaan yang jauh dari standar atau menghasilkan bangunan dengan kwalitas rendah. Sehingga kondisi seperti itu diduga menjadi ladang untuk mencari keuntungan besar, Tanpa memperhatikan mutu dan kwalitas bangunan yang dihasilkan.
Dari hasil investigasi tim media di lokasi TPT, penyebab bangunan tembok penahan tanah (TPT) yang baru dikerjakan ini sudah mengalami pecah dan patah tersebut, diduga karena kurangnya campuran bahan material semen yang dipergunakan untuk pasang batu dengan kwalitas campuran semen tidak sesuai spesifikasi. Selain itu juga diduga dikerjakan asal jadi.
Menurut informasi dari warga setempat yang tidak mau diketahui identitasnya mengatakan kepada tim media saat dilokasi TPT tersebut mengatakan, “niki nembe mawon mas dibangun, tapi kulo gih bingung, mosok kok sampun rusak mgeten.” (ini baru saja selesai dibangun mas, tapi saya juga bingung, masak kok sudah rusak).
Lebih lanjut ia mengatakan jika semua bangunan di desanya yang mengerjakan adalah kepala desa (Kades) sendiri sehingga semua warga masyarakat tidak berani ikut campur. [Tim Red]